Mungkin bagi sebagian orang yang belum pernah naik pesawat terbang bertanya-tanya dalam hati. Seperti saya yang kadang bertanya-tanya dalam hati seperti apa sih rasanya naik pesawat terbang dan bagaimana rasanya berada di ketinggian. Jujur saja saya adalah orang desa yang jauh dari fasilitas kota jadi kadang suka penasaran dengan hal-hal yang tidak ditemui di lingkungan desa salah satunya adalah naik pesawat terbang. Jadi ini adalah pengalaman yang cukup berkesan bagi saya.
Waktu saya masih kecil, dulu ketika ada suara pesawat sedang terbang terdengar dari dalam rumah buru-buru saya bergegas keluar rumah menuju ke halaman dan langsung saya pandangi langit dan mencari dimana arah suara pesawat yang berdengung di ketinggian itu. Setelah terlihat sesosok pesawat yang nampak begitu kecil, saya pandangi dan saya ikuti kemana arah peswat itu bergerak, semakin lama semakin menjauh dan akhirnya menghilang dan hanya terdengar suaranya saja.
Tapi sekarang kesampaian juga rasanya naik pesawat terbang. Alasan saya naik pewawat terbang bukan karena ingin memenuhi rasa penasaran saya, tetapi memang karena kebutuhan untuk transportasi jarak jauh antar pulau agar tidak menghabiskan waktu terlalu lama jika menggunakan alat transportasi yang lain seperti kapal laut. Namun untuk transportasi kapal laut saya sendiri belum pernah mencoba jadi belum tahu bagaimana rasanya naik kapal.
Saya lanjutkan ceritanya. Alasan saya naik pesawat terbang karena saya harus merantau mencari pekerjaan ke luar pulau Jawa, yaitu ke pulau Kalimantan. Saya berangkat dari rumah pada pagi hari dan mengendarai travel menuju ke bandara di Semarang, nama bandaranya saya lupa. Saya berangkat dari rumah sekitar pukul 04.00 pagi karena mobil yang saya naiki mampir kesana kemari untuk menjemput penumpang yang lain, akhirnya saya sampai di bandara Semarang sekitar pukul 10.00 pagi dan langsung saya menuju ke bandara.
Karena belum pernah melakukan penerbangan sebelumnya jadi di bandara saya sempat bingung juga harus mulai dari mana dan harus bagaimana. Tapi untunglah karena waktu itu saya tidak sendirian jadi saya hanya mengikuti apa yang dilakukan teman saya. Saya berusaha untuk tenang waktu itu supaya suasana lebih enak dan tidak kelihatan saya adalah orang awam yang baru pernah ke bandara. Karena tiketnya sudah dipesankan lebih dulu oleh teman saya, maka kami hanya tinggal bayar saja. Setelah diperiksa oleh petugas semua barang bawaan saya, sampailah saya menuju ke ruang tunggu pesawat sambil memandangi lalu lalang pesawat yang pulang pergi, karena ruangan luarnya kaca jadi saya bisa melihat ke luar melihat langsung dari dekat bagaimana rupa pesawat itu.
Setelah sekitar satu jam menunggu akhirnya pesawat kami pun datang dan sesuai dengan jadwal keberangkatan yang tertera di papan pengumuman di dinding. Nama pesawatnya adalah Kalstar, mungkin kapal spesialis transportasi ke kalimantan.
Dimulailah saya menuju ke tangga menaiki pesawatnya dengan perasaan sedikit takut, namun agak takjub juga karena tidak menyangka bisa naik pesawat. Saya duduk di urutan kursi nomor dua dari depan dan di bilik kiri. Tapi tidak duduk tepat di sebelah jendela karena di kiri saya sudah ada penumpang lain. Setelah semua penumpang siap dan menempati tempat duduk masing-masing, siaplah penerbangannya. Setelah semua siap, sebelum pesawat lepas landas, berdirilah seorang pramugari yang cantik dan berdiri di depan untuk memperagakan hal-hal yang penting untuk diperhatikan, si pramugari itu memperagakan jika terjadi situasi darurat, diantaranya adalah jika kehabisan oksigen, dan bagaimana memakai sabuk pengaman dan jaket pelampung. Pramugari itu hanya memperagakan suara pramugari lain yang berbicara di belakang. Pramugarinya berbicara dalam dua bahasa yang pertama dengan bahasa indonesia dan diulangi dengan bahasa inggris.
Sudah selesai semua, saatnya terbang. Ketika mulai terbang yang saya rasakan hanya suara pesawat dan saya merasa pesawatnya mulai naik seperti saat menaiki tanjakan. Ketika sampai di ketinggian saya tidak merasa sedang naik pesawat yang berjalan karena saya hanya merasa duduk di pesawat yang diam dan ditemani dengan bunyi pesawat saja. Jadi saya tidak merasa sedang berada di pesawat yang sedang melaju karena saya seperti tidak dalam keadaan sedang melaju. Jadi seperti statis. Namun sesekali saya merasa pesawatnya bergelombang (graduk... graduk...) mungkin pesawatnya menabrak awan kali yah? Sesekali saya melirik ke arah jendela dan berharap ada pemandangan disana, tetapi yang saya lihat hanya awan putih saja, seperti berada di dalam kabut putih yang menghalangi pandangan. Namun jika pesawat mulai turun saya bisa merasakannya seolah-olah mau jatuh bebas, tapi ternyata tidak karena turunnya terasa pelan namun pasti.
Di dalam pesawat juga masing-masing penumpang diberi snack dan minuman, kebetulan saya juga belum makan dari tadi. Sambil menikmati hidangan saya juga sesekali melihat penumpang lain dan melihat ekspresi wajah mereka, tapi sepertinya mereka merasa biasa-biasa saja seperti sedang naik bis.
Lama perjalanan terbangnya sekitar satu jam dan sampailah saya di pulau Kalimantan dan mendarat di bandara Pangkalan Bun di Kalimantan Tengah. Sebelum mendarat saya bisa melihat dari jendela lautan dan daratan Kalimantan. Memang benar dari ketinggian itu nampak daratan yang luas yang ditumbuhi pepohonan hutan dan sawit. Bayangan saya Kalimantan itu masih hutan sebagian besar wilayahnya, tetapi tidak melulu hutan karena sebagian wilayahnya sudah banyak dimanfaatkan untuk penanaman pohon sawit.
Setelah pesawat sampai, saya pun turun menuruni tangga pesawat dan menuju bandara tidak lupa sayapun ke ruang tunggu untuk menunggu datangnya barang bawaan saya termasuk tas besar berisi pakaian. Semua barang-barang itu berada di atas meja yang permukaan pinggirnya berjalan dan keluar dari bilik tembok yang bertirai dan saya menanti kemunculan tas saya. Mana ini kok belum nongol-nongol tas saya (ujar saya dalam hati).
Selesai sudah perjalanan saya naik pesawat pertama kali, ada sedikit rasa takut juga kalau-kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi misalnya pesawat jatuh dan hal-hal negatif lainnya. Tapi Alhamdulillah semuanya baik-baik saja. Dan saya merasa senang juga karena bisa naik pesawat.
Demikianlah pengalaman yang bisa saya share bagaimana rasanya naik pesawat terbang pertama kali. Semoga bisa bermanfaat dan bisa menjadi bekal bagi teman-teman yang tentunya mungkin merasa khawatir dan takut untuk naik pesawat.
Baca juga:
Kehidupan merantau di Kalimantan
Macam-macam pekerjaan di dunia sawit Kalimantan
No comments:
Post a Comment