Thursday, August 13, 2015

Pengalaman Jualan Saat Sekolah SMA

Tujuan utama seorang siswa sekolah adalah untuk belajar. Begitupun saya, tujuan saya sekolah adalah untuk belajar. Selain belajar pelajaran sekolah pada umumnya, saya juga belajar untuk bertahan hidup hehe, yaitu belajar berdagang alias jualan. Yaitu berjualan jajan anak sekolahan ke teman-teman sekelas dan di luar kelas alias kelas tetangga.


Awal mula saya berdagang karena pada waktu itu saya diarahkan oleh salah seorang guru saya, dia adalah salah satu guru inspirator saya. Terimakasih Pak Guru.

Pertamanya saya sama sekali belum terpikirkan untuk berdagang di sekolahan, maklum karena pada dasarnya saya orangnya pemalu. Boro-boro untuk jualan, untuk maju didepan kelas ditunjuk oleh guru saat belajar saja saya takutnya minta ampun karena malu. Tetapi setelah proses berpikir yang cukup lama dan beberapa pertimbangan, akhirnya saya memberanikan diri untuk jualan di kelas. Ya itung-itung buat tambahan uang jajan, karena saya termasuk berasal dari keluarga yang pas-pasan bahkan bisa dikatakan kurang mampu.

Faktor lain yang membuat saya berani memutuskan untuk memulai jualan karena ada salah satu teman saya juga yang sudah memulai jualan. Jadi saya merasa ada teman yang seprofesi. Dan saya bisa belajar juga darinya.

Perjuangan Awal

Untuk memulai sesuatu memang biasanya terasa amat berat pada awalnya, memulai apa saja. Terlebih memulai sesuatu yang kita sama sekali belum pernah melakukan hal itu sebelumnya. Itu juga yang saya rasakan pada awal saya akan berjualan di sekolahan. Tetapi kalau sudah terbiasa lama kelamaan akan mudah saja untuk melakukannya.

Perasaan takut, malu sama teman-teman satu kelas sampai satu sekolahan. Saya masih bisa membayangkan waktu itu saat saya merasa gugup, grogi, tidak percaya diri, salah tingkah dan bingung apa yang harus saya lakukan. Betul-betul merasa seperti mengalami masa tersulit dalam episode kehidupan.

Namun beruntunglah saya bisa melewati itu semua. Satu, dua, tiga kali dan berkali kali melakukan hal itu lama-lama terbiasa juga. Terbiasa bukan berarti tidak adanya rasa malu, tetapi terbiasa menahan rasa malu.

Proses Berjualan di Sekolah

Untuk berjualan, saya biasanya berangkat lebih awal dari rumah untuk mampir ke pasar. Beruntung pasarnya tidak terlalu jauh dari sekolahan dan letaknya satu jalur ke arah sekolahan saya. Di pasar saya berbelanja barang dagangan yang akan saya jajakan di kelas saya. Biasanya jajan anak sekolah dari mulai snack sampai minuman ringan. Untuk jumlahnya tidak terlalu banyak karena selain susah untuk membawanya juga saya targetkan sehari habis kalau tidak ya minimal sisa sedikit. Sisanya untuk tambahan stok hari esok. Kalu tidak, terkadang saya makan sendiri kalau sekiranya makanan itu jenis makanan yang cepat basi yang tidak mungkin saya jual lagi.

Pada waktu itu kendaraan saya untuk berangkat sekolah adalah sepeda ontel. Itu juga yang saya gunakan untuk membawa barang dagangan saya ke sekolah. Dan kebanyakan teman-teman saya menggunakan sepeda motor.

Pernah suatu ketika saya jatuh dari sepeda karena tidak seimbang muatan saya dan terjatuhlah barang dagangan saya sampai ada beberapa minuman yang saya bawa pecah.

Suasana di kelas

Pernah beberapa kali juga saya terlambat saat masuk kelas saat guru saya sudah mulai mengajar dan saya baru masuk dengan membawa barang dagangan saya yang saya bungkus dengan plastik dan ada juga yang masih pakai kardus. Malu sekali memang rasanya. Tapi untunglah guru saya sudah mengetahui profesi saya.

Waktu untuk jualan biasanya saat bell istirahat berbunyi dan saya menggunakan wadah kardus yang saya isi dengan aneka macam jajan. Saya menjajakannya ke teman sekelas saya. Nah setelah dirasa cukup saya melanjutkan berkeliling dengan kardus saya ke kelas-kelas sebelah karena pada waktu itu satu kelas terdiri dari beberapa sub kelas. Bisa diibaratkan seperti pedagang asongan. Jajan... jajan... jajan... itulah kalimat yang biasa saya gunakan untuk merayu para pembeli. Setelah dirasa cukup sepi barulah saya kembali ke kelas untuk istirahat dan menunggu bell masuk berbunyi. Agak capek memang.

Capek dan merepotkan memang dengan hasil yang tidak seberapa tapi untuk ukuran seorang siswa itu sangat berarti.

Tantangan Saat Jualan Di Sekolah

Untuk kendala pada awal-awal bisa dikatakan tidak ada tantangan yang berarti selain harus tebal muka. Tetapi setelah berlangsung cukup lama aksi saya itu tercium juga oleh pihak kantin yang mungkin merasa tersaingi dan merasa dirugikan.

Akhirnya saya dan teman saya yang jualan dipanggil pihak Guru BP mengenai masalah jualan. Dan kami dilarang jualan di sekolahan. Alasannya karena jualan dianggap tidak layak dilakukan seorang siswa dengan alasan dikawatirkan seperti pasar dan sampah yang sembarangan. Alasan yang menurut saya tidak masuk akal dan saya anggap itu adalah membunuh kreatifitas siswa. Bahkan siswa SMK yang jurusan tertentu saja ada yang disaratkan untuk praktek jualan. Akhirnya kamipun dilarang tidak boleh jualan lagi di sekolahan.

Okelah untuk sementara saya stop dulu jualannya untuk sementara waktu. Ketika dirasa cukup aman akhirnya saya dan teman sayapun memulai jualan lagi tetapi secara diam-diam dan sekedarnya.

Mungkin hanya itu sedikit pengalaman saya bagaimana saya berjualan saat sekolah SMA. Saya mulai waktu kelas satu dan semester dua kalu tidak salah.

Banyak suka duka saya alami, tetapi saya juga merasa bersyukur diberi kesempatan untuk melakukan itu. Banyak hal yang saya dapatkan dan pelajari dari berjualan di sekolah. Belajar bagaimana susahnya mencari uang, belajar untuk berani melakukan sesuatu yang benar walau ada tantangannya, belajar berwirausaha dan lain-lain.

Demikian, semoga bermanfaat. Mari berwirausaha.

No comments:

Post a Comment